Jumat, 05 Maret 2010

Baca ini jika anda putus asa..

DAri : Facebook Dedy Gunawan 11 Februari


Kisah yang menarik dimana seorang pemuda tetap mempertahankan prinsip nya menjadi orang baik dan harapan David kuliah di fakultas perdagangan Arlington USA. Kehidupan kampusnya, terutama mengandalkan kiriman dana bulanan secukupnya dari orang tuanya.

Entah bagaimana, sudah 2 bulan ini rumah tidak mengirimi uang ke David lagi. Di kantong David hanya tersisa 1 keping dollar saja. David dengan perut keroncongan berjalan ke bilik telepon umum, memasukkan seluruh dananya yaitu satu keping uang logam itu ke dalam telepon. "Halo, apa kabar," telpon telah tersambung, ibu David yang berada ribuan km jauhnya berbicara. David dengan nada agak terisak berkata: "Mama, saya tidak punya uang lagi, sekarang lagi bingung karena kelaparan."
Ibu David berkata: "Anak tersayang, mama tahu."
"Sudah tahu kenapa masih tidak mengirim uang?" David baru saja hendak melontarkan dengan penuh kekesalan pertanyaan tersebut kepada sang ibu, mendadak merasakan perkataan ibunya mengandung sebuah kesedihan yang mendalam. Firasat David mengatakan ada yang tidak beres, ia cepat-cepat
bertanya: "Mama, apa yang telah terjadi di rumah?"
Ibu David berkata: "Anakku, papamu terkena penyakit berat, sudah lima bulan ini, tidak saja telah meludeskan seluruh tabungan, bahkan karena sakit telah kehilangan tempat kerjanya, sumber penghasilan satu-satunya di rumah telah terputus. Oleh karena itu, sudah 2 bulan ini tidak mengirimimu uang lagi, Mama sebenarnya tidak ingin mengatakannya kepadamu, tetapi kamu sudah dewasa, sudah saatnya mencari nafkah sendiri."

Ibu David berbicara sampai disitu, tiba-tiba menangis tersedu sedan. Di ujung telepon lainnya, air mata David juga "tes, tes" tak hentinya menetes, dan ia berpikir : "Kelihatannya saya harus drop out dan pulang kampung"

David berkata kepada ibunya: "Mama, kamu jangan bersedih, saya sekarang juga akan mencari pekerjaan, pasti akan menghidupi kalian."

Kenyataan yang pahit telah membuat David terpukul hingga pusing tujuh keliling. Masih 1 bulan lagi, semester kali ini akan selesai, jikalau memiliki uang, barang 8 atau 10 dollar saja, maka David mampu bertahan hingga liburan tiba, kemudian menggunakan 2 bulan masa liburan untuk bekerja
menghasilkan uang. Akan tetapi sekarang 1 sen pun tak punya, mau tak mau harus drop out.

Pada detik ketika David mengatakan "Sampai jumpa" kepada ibunya dan meletakkan gagang telpon itu, sungguh luar biasa menyakitkan, karena prestasi kuliahnya sangat bagus, selain itu ia juga menyukai kehidupan dikampus fakultas perdagangan Arlington tersebut. Sesudah meletakkan gagang telpon, pesawat telpon umum tersebut mengeluarkan bunyi gaduh, David dengan terkejut dan terbelalak menyaksikan banyak keping dollar menggerojok keluar dari alat itu.

David berjingkrak kegirangan, segera menjulurkan tangannya menerima uang-uang tersebut. Sekarang, terhadap uang-uang itu, bagaimana menyikapinya? Hati David masih merasa sangsi, diambil untuk diri sendiri, 100% boleh,
pertama : karena tidak ada yang tahu, ke dua : dirinya sendiri betul-betul sedang membutuhkan.

Namun setelah bolak-balik dipertimbangkan, David merasa tidak patut memilikinya. Setelah melalui sebuah pertarungan konflik batin yang hebat, David memasukkan salah satu keping dolar itu ke dalam telepon dan menghubungi bagian pelayanan umum perusahaan telepon.

Mendengar penuturan David, nona pelayanan umum berkata: "Uang itu milik perusahaan telepon, maka itu harus segera dikembalikan (ke dalam mesin telepon)"

Setelah menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam uang itu, tetapi sekali demi sekali uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus menerus memuntahkannya kembali.

Sekali lagi David menelepon, dan pelayanan umum yang berkata: "Saya juga tak tahu harus bagaimana, sebaiknya saya sekarang minta petunjuk atasan." Nona pelayanan umum sangat dapat merasakan nada bicara David yang sendirian dan tiada yang menolong.. Suaranya memancarkan getaran kesepian dan kuyu, menilik perkataan dari ujung telepon dia merasakan seorang asing yang bermoral baik
sedang perlu dibantu.

Tak lama kemudian, nona pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang sedang bermasalah itu. Dia berkata kepada David: "Saya telah memperoleh ijin dari atasan yang berkata uang tersebut untuk anda, karena perusahaan kami saat ini tidak punya cukup tenaga, tak ingin demi beberapa dollar
khusus mengirim petugas ke sana ."

David meloncat saking gembiranya. Sekarang, uang logam itu secara sah menjadi miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama menghitungnya, total berjumlah 9 dollar 50 sen. Uang sejumlah ini cukup buat David bertahan hingga bekerja memperoleh upah pertamanya pada saat liburan nanti. Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum terus sepanjang jalan. Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang itu lantas mencari pekerjaan.

Dalam sekejap liburan telah tiba, David telah memperoleh pekerjaan sebagai pengelola gudang supermarket. Pada hari tersebut, David menjumpai boss perusahaan supermarket, menceritakan kepadanya tentang kejadian di telepon umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan. Si boss supermarket memberitahu David boleh datang bekerja setiap saat, tidak hanya pada liburan
saja, sewaktu kuliah dan tidak terlalu sibuk juga boleh bergabung, karena boss supermarket merasa David adalah orang yang tulus dan jujur, terutama adalah orang yang seksama, membenahi gudang mutlak bisa dipercaya. David bekerja dengan sangat giat, boss sangat mengapresiasinya dan juga merasa kasihan. Si boss memberinya upah dobel.

Sesudah menerima gaji, David mengirimkan keseluruhan gajinya kepada sang ibu, karena pada saat itu David sudah mendapatkan info bahwa ia berhasil memperoleh bea siswa untuk satu semester berikutnya. Sesudah 1 bulan, uang dikirim balik ke David. Sang ibu menulis di dalam suratnya: "Penyakit ayahmu sudah agak sembuh, saya juga telah mendapatkan pekerjaan, bisa mempertahankan hidup. Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan."

Sesudah membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski orang tuanya menahan lapar, juga tidak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu. Setiap kali memikirkan hal ini, David berlinang bersimbah air mata, sulit menenangkan gejolak hatinya.

Setahun kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus, David membuka sebuah perusahaan, tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $ 100.000.

Ia senantiasa tak bisa melupakan kejadian di telepon umum. Ia menulis surat kepada perusahaan telepon tersebut: "Hal yang tak bisa saya lupakan untuk selamanya ialah, perusahaan anda secara tak terduga telah membantu dana US $ 9,50 kepada saya. Perbuatan amal ini, telah membuat saya batal menjadi
pemuda drop out dan menuju kondisi miskin, bersamaan itu juga telah memberi saya energi tak terhingga, mendorong saya setiap saat tidak melupakan untuk berjuang. Kini saya mempunyai uang, saya ingin menyumbang balik sebanyak US $ 10.000 kepada perusahaan anda, sebagai rasa terima kasih saya."

Boss perusahaan telpon bernama Bill membalasnya dengan surat yang dipenuhi antusiasme : "Selamat atas kesuksesan kuliah anda dan usaha yang telah berkembang. Kami kira, uang tersebut adalah uang yang paling patut kami keluarkan. Ini bukannya merujuk pada $9,50 yang dikembalikan dengan $
10.000, melainkan uang itu telah membuat seseorang memahami sebuah petuah tentang prinsip tertinggi kehidupan."

So, di saat-saat paling sulit,

Pertama : “Tetap optimis menghadapi masalah.”

Kedua : “Jangan melupakan harapan yang pernah diberikan oleh orang lain”.

Ketiga : “Jangan lupa menjaga moralitas.”

Setelah 20 tahun telah berlalu, bagaimana dengan David ?
Di kota Chicago, Amerika, terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai sebuah bilik telepon umum, itu adalah gedung perusahaan ADDC. Pendiri perusahaan ADDC, Presiden Direktur nya ialah David, selain itu juga David adalah salah satu penyumbang terbesar untuk badan amal.

Senin, 03 Agustus 2009

positf dan harga diri

menjadi positif adalah sebuah hal baik dan sangat berguna, itu katanya .... kadang pada saat amarah timbul, saya rasa hal itu bukan hal yang baik dengan berusaha positif, apalagi bila mengenai harga diri.... kita tidak mungkin bisa membiarkan diri kita tetap positif.

Tapi ternyata saya salah... sikap positif itu sangat baik, malah apabila kita berhadapan dengan orang yang berusah menghancurkan harga diri kita.

Mungkin kita salah mengartikan arti bersikap positif, sehingga kita menanggapi dengan salah..
saya jadi ingat dengan apa yang dinasehati salah satu narasumber di radio Buddhaghosa, Bhikkhu Dhammadhiro yang mengatakan , " kadang orang mengucapkan sesuatu itu berbeda maknanya, mungkin tujuan dia agar kita menjadi baik, tapi disampaikan dengan cara yang salah, kita harus lebih bersabar dengan mendengarkan maksud penyampaiannya, kita harus ingat hubungan yang kita bina dengan bertahun - tahun akan berakhir hanya karena emosi sesaat dari diri kita masing2" kira- kira seperti itu garis besarnya..

Ya, saya rasa hal itu benar, dan saya akan lebih memilih berprilaku positif dari pada semuanya tambah hancur karena ego saya sendiri...

Semoga emosi saya selalu dapat terkendali baik..

Selasa, 14 Juli 2009

sederhana bukan hal yang buruk

Terkadang, kita sebagai manusia, selalu membuat pandangan kita terhadap hal yang begitu sederhana menjadi rumit. Malah lebih mengherankan lagi kita selalu memberi nuasa horor yang membuat jantung kita selalu mati- matian mempertahankan posisi dinding jantung yang tipis ini agar tetap stay ditempatnya.

komentar dari orang-0rang disekitar juga kadang ikut menambah kegelapan mencekam, membuat kita semakin ingin melarikan diri dari kenyataan yang kita hadapi. Padahal sebenarnya kita selalu dibodohi oleh pikiran yang tidak benar yang muncul karena komentar orang- orang tidak bertanggung jawab yang terkadang juga tidak tahu apa yang dikatakannya, atau boleh dibilang ikutan gosip dan meng HAH! ini dan meng HUH! kan itu..

Kita butuh keberanian satria tidak takut gagal dan tidak takut dipecat,,, (mungkin jangan sampai ekstrim hehehe).. coba anda melihat apa yang anda hadapi, masalah itu tidak serumit gambaran pikiran kita yang berkelebat dengan backsound nya tertawanya setan yang bergema (heran juga ada yang mau dijadikan ring tone).
Masalah itu sebenarnya simple... kalo nga masalah intinya uang (materi) atau pasti cinta. kalau masalah kemalingan mungkin cuma sesaat, tapi masalah ganti rug idan tidak kalah serunya.. dunia persilatan di kantor... sibuk melatih jurus tolak badan...(walau tidak semuanya)

Hal yang paling sering aku dengar mengatakan begini : " kalau orang- orang berpikiran seperti kamu ini, dunia pasti sudah damai"..
yang herannya udah tahu demikian tapi merasa hal ini tidak benar di laksanakan... susah ya cara kerja pemikiran manusia...

Sederhana itu menurut pengalaman saya, memberikan area yang bebas serangan jantung dan nafas sesak serta bobo lebih nyaman.
saya teringat lomba 17 agustusan pada saat di SMP . kita tidak ada persiapan menghadapi lomba karena rencananya tidak berniat ikut lomba senam pagi, namun karena diwajiban.. mereka memilih diri saya untuk memimpin, saya terkejut, karena waktunya tersisa 3 jam saja..
Tetapi dalam pemikiran saya, tidak menang ya tidak apa apa, karena tidak berkeinginan menang.Makadengan santai dan tanpa ketakutan saya kumpulkan peserta dari teman sekalas dan mencari gerakan penghormatan. Akhirnya kita mengunakan cara umum, mengangkat topi dan bagi wanita dengan membungkukkan badan, kemudian sedikit latihan.

Hasilnya .... kita juara 2 dalam pertandingan dan hampir juara satu hanya karena kekurangan satu anggota yang lari menyembunyikan diri karena malu bertanding... tapi saya merasa ini sebuah pembelajaran, menang tanpa ketakutan dan menang dalam kesederhanaan.
Ini sebuah memori yang tetap memberi semangat dan kebanggaan serta perisai untuk tidak takut menghadapi masalah.

Kenyataannya kita hidup adalah masalah dan kita tidak dapat menghindari masalah...kita hanya dapat menghadapi dan menyelesaikan walau kadang tidak terselesaikan dengan baik dan sesuai keinginan kita, tapi untung rugi adalah hal yang biasa di dunia ini...

kesederhanaan itu sebuah keindahan yang memerlukan kebijaksanaan untuk menikmatinya.